Search This Blog


Friday, January 30, 2009

FILSAFAT PANCASILA

Pancasila tidak hanya merupakan dasar negara, tetapi juga pandangan hidup bangsa. Tentu hal itu membawa konsekuensi, nilai-nilai Pancasila harus diwujudkan dalam sikap dan perilaku manusia Indonesia dalam kehidupan sehari-hari. Penanaman nilai-nilai itu, terutama bagi generasi penerus, dapat dilakukan melalui jalur pendidik-an sebagai wahana yang efektif bagi pembentukan pribadi yang tangguh. Berdasar alasan tersebut Pendidikan Pancasila masuk dalam kurikulum sekolah, sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Pendidikan Pancasila adalah suatu usaha sadar, yang terencana dan terarah, melalui pendidikan formal, untuk mentransformasikan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada anak didik. Anak diharap dapat mencerna nilai-nilai Pancasila melalui akalnya, dan menumbuhkan rasionalitas sesuai dengan kemampuan, sehingga anak mencapai perkembangan penalaran moral seoptimal mungkin yang dijiwai Pancasila.

Pendidikan Pancasila mempunyai kedudukan yang sangat penting, khususnya dalam pembentukan kepribadian manusia Indonesia, yaitu kepribadian yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Sasaran terakhir dari Pedidikan Pancasila adalah dipahami, dihayati dan diamalkan Pancasila oleh setiap anak didik di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Karena Pendidikan Pancasila ternyata diberikan pada setiap tingkat dan jenjang pendidikan formal, diharapkan nilai-nilai Pancasila dapat dicerna dan diterima peserta didik menurut tingkat pengalaman dan perkembangan penalarannya. Dalam setiap jenjang perkembangannya, diharap peserta didik mampu menemukan relevansi nilai-nilai Pancasila bagi kehidupannya, sehingga mampu mentransformasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari. Membina kesadaran moral. Sesuai dengan tingkat perkembangan nalarnya, peserta didik pada umumnya berkembang dari tingkat penalaran moral yang heteronom ke tingkat penalaran yang otonom. Pada awalnya peserta didik dapat menerima begitu saja segala petunjuk, pengarahan, serta aturan-aturan yang ada sebagai yang perlu ditaati dan patut diikuti. Untuk melakukan tindak-an yang baik peserta didik cu-kup mengetahui petunjuk-pe-tunjuk serta aturan-aturan yang perlu diikuti, tanpa menanya-kan lebih lanjut alasan dan konsekuensinya.

Pada saat peserta didik mulai memiliki kemandirian, tindakan mereka tidak terlalu didampingi dan diarahkan orang lain. Mereka ditantang untuk menemukan orientasi dalam hidupnya secara mandiri. Pada tahap itulah peserta didik memiliki tingkat penalaran moral otonom, yaitu dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang dipilihnya.

Pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa perlu dituntut untuk dapat bertindak secara bertanggung jawab. Mereka ti-dak hanya bertindak atas dasar peraturan perundangan yang ada, melainkan menyadari bahwa tindakan yang dipilihnya memang merupakan tindakan yang bernilai. Berkaitan dengan pengamalan Pancasila, mereka bertindak sesuai dengan Pancasila bukan hanya karena ditunjukkan bahwa Pancasila itu baik, melainkan mereka diharap telah mencerna dengan akalnya serta berkeyakinan bahwa Pancasila sungguh bernilai bagi dirinya serta seharusnya layak diamalkan. Mereka diharap dapat memahami dan menghayati bahwa Pancasila sungguh-sungguh bernilai, dan akhirnya mendorong dirinya untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk dapat menyadari dan menghayati bahwa Pancasila itu memang mengandung nilai-nilai, kiranya tidak cukup mahasiswa hanya memperoleh informasi bahwa Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa dan dasar negara Indonesia, serta memuat nilai-nilai luhur. Mereka perlu berpikir secara kritis dan menggali lebih mendalam untuk menemukan isi arti yang hakiki dari Pancasila, sehingga dapat menemukan kebermaknaan Pancasila bagi manusia Indonesia. Untuk menemukan isi arti yang hakiki dari Pancasila serta memperoleh nilai-nilai dalam Pancasila, kita perlu menggalinya dengan pemikiran secara menyeluruh dan mendalam. Menurut Driyarkara, dengan berpikir dan menganalisis lebih mendalam, kita akan lebih yakin dan lebih mengerti kekayaan isinya, sehingga kita akan lebih dapat menerima dan mencintai Pancasila dalam kehidupan kita. Mahasiswa Indonesia, sebagai calon sarjana dan pemikir, diharap suka memikirkan Pancasila secara kritis dan mendalam, agar lebih menyelami kekayaan isinya serta lebih mampu menjalankan dan menyiarkannya. Dengan berkeyakinan bahwa Pancasila memang memiliki kebenaran fundamental, orang tidak akan takut bahwa keyakinannya itu akan diguncangkan oleh karena kegiatan berpikirnya.

Usaha pemikiran secara kritis dan mendalam tentang Panca-sila ternyata telah diusahakan antara lain oleh Driyarkara dan Notonagoro. Driyarkara mengemukakan bahwa Pancasila tidak hanya dapat ditemukan dengan dan dalam menggali kehidupan manusia pada konkretnya. Lewat pemikirannya yang mendalam, Driyarkara dapat memberikan bukti yang meyakinkan bahwa Pancasila melekat pada eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan tertentu pada konkretnya. Dengan demikian dapat di-yakini bahwa Pancasila memang layak menjadi dasar bagi manusia Indonesia untuk mewujudkan kehidupan yang sesuai dengan kodrat kemanusiaannya.
Sedangkan Notonagoro berhasil menemukan isi arti sila-sila Pancasila yang bersifat abstrak, umum, universal. Dengan demikian Pancasila dapat menjadi sumber inspirasi bagi kehidupan bangsa Indonesia yang tiada habisnya, serta mampu menjadi dasar orientasi perjuangan bagi seluruh bangsa In-donesia. Selain itu Notonagoro juga membuktikan bahwa Pancasila memang sesuai dengan kodrat manusia yang monopluralis, serta usaha menyesuaikan kehidupan negara dengan Pancasila merupakan tuntutan mutlak demi tetap tegaknya negara Indonesia.

Dari penjelasan di atas ternyata usaha pemikiran mendalam tidak menggoyahkan keyakinan akan kebenaran Pancasila, melainkan justru semakin memperkukuh keyakinan akan kebenaran dan kebermaknaan Pancasila bagi kehidupan bangsa Indonesia. Usaha pemikiran mendalam tentang Pancasila perlu diteruskan, terutama di lingkungan perguruan tinggi yang merupakan masyarakat ilmiah. Mahasiswa perlu dibimbing untuk memikirkan Pancasila dengan lebih mendalam agar memperoleh pemahaman yang meyakinkan serta terdorong untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu perguruan tinggi perlu menyelenggarakan kuliah Filsafat Pancasila.

Pemikiran di atas diharap dapat ikut mendorong perguruan tinggi, sebagai lembaga akademik-ilmiah, untuk menyelenggarakan kuliah Filsafat Pancasila. Serta dapat mendorong generasi muda Indonesia untuk tergerak kembali mengkaji, meyahini ideology Pancasila sebagai satu-satunya ideology NKRI dan sebagai ujung tombak memperkuat Nasionalisme serta persatuan dan kesatuan bangsa yang mulai luntur.

By: Suryo
Reff: G. Moedjanto dan P. Wahana, dosen Pancasila Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

KEMAJEMUKAN

PANCASILA ABADI ! ! ! !

terlepas dari hitam putih fakta sejarah yang terungkap serta tipisnya perbedaan antara kebenaran dengan "pembenaran" perlu kita sadari dan kita renungkan bahwa samapi dengan detik ini pancasila merupakan dasar dari NKRI. nilai - nilai pancasila mempunyai tingkat kesesuaian yang tinggi dengan kemajemukan bangsa ini. Pancasila mengakomodir semua kepentingan bangsa yang majemuk, tanpa membedakan agama, suku, ras, golongan. karena perbedaan itulah yang membuat bangsa ini besar. setiap penggalan kisah sejarah meninggalkan suatu hikmah dan pelajaran yang hendaknya dapat kita manifestasikan secra benar agar kita tidak tergelincir di lubang yang sama. saling menyalahkan bukanlah jalan keluar. kebebasan dalam demokrasi bukanlah ajang untuk saling menyalahkan tetapi pada hakekatnya adalah kebersamaan untuk mencari solusi secara bersama untuk mengatasi persoalan. sebagai salah satu dari komponen bangsa kesadaran dan tanggung jawab moral untuk menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengedepankan moral, etika dan hati nurani dalam bertindak dan berprilaku labih penting ketimbang mencari pembenaran. bangsa ini dapat bangkit dari keterpurukan tatkala seluruh komponen bangsa ini sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. perbedaan adalah hal yang wajar, karena dari perbedaan dan kemajemukan itulah bangsa ini ada. akan tetapi perbedaan bukanlah suatu hal yang harus dimaknai dengan salah. perbedaan haruslah dimaknai sebagi anugrah, karena perbedaan itulah yang melengkapi satu sama lain.

PANCASILA ABADI ! ! ! !
By : Suryo